Hari Bipolar Sedunia atau World Bipolar Day (WBD), diperingati setiap tanggal 30 Maret dan bertujuan untuk membawa kesadaran dunia terhadap kondisi bipolar dan menghilangkan stigma sosial.
Pada tahun 2023 ini menentukan tema #BipolarTogether atau #BipolarBersama. Hal ini berfokus untuk memberi semangat yang positif dan memberi informasi pada mereka yang memiliki gangguan bipolar bahwa mereka tidak sendirian.
Bipolar merupakan istilah yang mengacu pada gangguan mood, yang ditandai oleh fluktuasi antara episode mania dan depresi. Orang yang mengalami bipolar seringkali mengalami periode waktu di mana mereka merasa sangat energik, bahagia, dan bersemangat (episode mania), diselingi dengan periode waktu di mana mereka merasa sangat sedih, putus asa, dan lelah (episode depresi).
Ada 3 jenis gangguan bipolar, yaitu bipolar tipe I, bipolar tipe II, dan gangguan bipolar campuran.
Pada bipolar tipe I, seseorang mengalami episode mania yang berlangsung minimal satu minggu, dan kemudian bisa diikuti oleh episode depresi.
Pada bipolar tipe II, seseorang mengalami episode depresi dan hypomania yang lebih ringan daripada mania pada bipolar tipe I.
Sedangkan pada gangguan bipolar campuran, seseorang mengalami episode mania dan depresi secara bersamaan atau bergantian.
Bipolar dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk hubungan sosial dan pekerjaan. Gangguan bipolar bisa diobati melalui kombinasi psikoterapi dan obat-obatan. Penting untuk mencari bantuan medis jika seseorang mengalami gejala bipolar.
Penyebab pasti dari bipolar tidak diketahui, namun para ahli meyakini bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat memainkan peran dalam terjadinya gangguan ini.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan bipolar lebih cenderung mengalami gangguan ini. Selain itu, perubahan pada neurotransmitter di otak, termasuk serotonin, dopamin, dan norepinefrin, juga dapat berperan dalam terjadinya bipolar.
Faktor lingkungan seperti stres, kehilangan seseorang yang dicintai, masalah keuangan, atau perubahan dalam pola tidur dan kebiasaan makan juga dapat memicu episode mania atau depresi pada orang dengan gangguan bipolar.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang memiliki faktor risiko ini akan mengalami bipolar. Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial-ekonomi.
Masih belum ditemukan langkah pencegahan pasti untuk bipolar karena penyebab pasti dari gangguan ini tidak diketahui. Namun, ada beberapa tindakan yang dapat membantu mengurangi risiko mengalami episode mania atau depresi pada orang yang telah didiagnosis dengan bipolar, antara lain:
Rutin minum obat-obatan yang diresepkan oleh dokter dan mengikuti jadwal terapi dengan konsisten.
Mempertahankan pola tidur yang teratur dan konsisten.
Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang.
Menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
Belajar mengatasi stres dan menghindari situasi yang dapat memicu episode mania atau depresi.
Melakukan terapi kognitif-behavioral atau terapi lainnya untuk belajar mengatasi gejala bipolar.
Jika seseorang mengalami gejala bipolar, penting untuk mencari bantuan medis segera. Terapi psikologis dan pengobatan obat-obatan dapat membantu mengelola gejala dan mencegah episode mania atau depresi yang lebih serius.
Peran orang tua atau keluarga sangat penting dalam menghindari atau mengurangi dan terapi bipolar. Mencari kesibukan dan mengikuti senam ringan, akan bisa lebih terhindar dari gangguan bipolar.
Dengan jalur spiritual, mendekatkan diri pada Allah, akan lebih membawa hasil yang positif. Membiasakan diri untuk selalu bersyukur dan mengambil hikmah positif dalam kehidupan, insyaAllah akan terhindar dari gangguan bipolar ini.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
No comments:
Post a Comment