Latest News

Melepasmu dan Menunggu

Nuzul Qur'an

(Apabila Allah SWT memberi kesempatan)

Oleh : Rohmah H Noor

Saat yang singkat tidak ada lagi yang tersisa. Semoga diterima amalan ibadah maudhah yang selama satu bulan penuh. Menghadapi ujian dahaga dalam kesabaran, menjaga seluruh anggota badan dari sifat yang tercela, hati yang tunduk patuh agar tidak ada noda hitam yang menempel dari qolbu yang paling dalam.


Metamorfosa satu bulan butuh perjuangan dan kegigihan. Karena mengukur tingkat akidah sebagai kekuatan, agar tidak terjerumus hal yang kurang berkenan dalam diri, keluarga dan lingkungan. 


Bukan main, bagaimana hidup penuh dengan kebaikan yang diimplementasikan saat bulan ramadhan begitu tenang, nyaman, bahagia dan barokah. Pada kegiatan rutinitas bersama dibulan ramadhan rasa bergembira dan semangat dalam  melaksanakan sholat tarawih, saat sahur, sholat wajib berjamaah, sholat sunnah, aktifitas kerja dan bukapuasa bersama keluarga mempunyai moment –moment yang indah. 


Tadarus yang dilaksanakan di  lingkungan kerja, masjid maupun musholla bersama rekan kerja, jamaah dan keluarga bergeming setiap malam. Ada rasa persaudaraan yang erat saling menasehati saat mahroj dan tajwidnya kurang pas agar bacaannya benar, bila kita bisa menerima dan berusaha memperbaiki menandakan kelapangan hati untuk menerima saran dan nasehat.


Kebiasaan rutinitas selama bulan ramadhan yang sudah tertata akan menjadikan habit yang baik dan memperkuat persaudaraan, hingga kedepannya bertemu bulan ramadhan berikutnya.


Bulan ramadhan saat menjalani 10 hari pertama kita disibukkan dengan persiapan dan kesiapan menjaga kesehatan. Rencana beragam menu sehat dan halal, persiapan kebersihan alat ibadah, rumah dan lainnya.


Selanjutnya 10 hari kedua meningkatkan aktifitas ibadah yang lebih dari biasanya  tadarus menjadi 1 juz atau lebih tiap harinya, sholat sunnah di tingkatkan  dan lain-lain yang mendatangkan pahala. Karena setiap aktifitas yang dilakukan bermanfaat, tidak merugikan  dan pahalnya berlipat-lipat itu janji Allah.  


Sepuluh hari yang ke tiga akan di uji nyali dan nafsu karena ketahanan aqidah dan akhlak ini yang menjadikan proses kemenangan teraihkan. Al-qur’an diturunkan, malaikat turun ke bumi dan nasib masa depan selama satu tahun kedepan tercatatkan di lauhul mahfudz.


Keberuntugan saat mendapatkan keberkahan yang lebih dari Allah SWT saat itulah rasa empati, persaudaraan, keceriaan, kebahagiaan, kasih sayang akan ada dalam diri.


Perjalanan akhir bulan barokah menuju bulan kemenangan terasa masih kurang dan belum sempurna, keinginan hadirnya selalu di dalam hati. Pada saat inilah segera menyempurnakan kebaikan yang selama ini belum dilakukan dari orang tua, saudara, tetangga dari infak, zakat, amal jariyah, sedekah. Dan bila belum melakukan kebaikan segera dari waktu yang tersisa agar kesempurnaan kita dapatkan. 


Kemenangan rukun Islam yang ke 4 berdampak suka cita karena bergandengan dengan rukun Islam yang ke 3 yaitu berbagi kepada sesama dari finansial dunia yang kita miliki, senangi dan banggakan.


Meleburkan hati untuk berbagi tidaklah mudah kalau tidak melalui pembelajaran perjalanan puasa selama 29/30 hari.  Menggembirakan, membahagiakan dan menyenangkan sesama adalah hal sangat di senangi dan dicintai Allah SWT anda akan mendapatkan pahala yang berlimpah, diringankan beban hidup, umur yang barokah, kemudahan hidup dan ampunan Allah SWT.


Semoga kita selalu sehat dan bahagia. (Rhn)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.