Latest News

Cegah Penyakit Cuaca Ekstrim

 

Senja depan klinik

Beberapa hari terakhir ini banyak yang memeriksakan diri ke dokter atau bahkan ke Rumah Sakit. Pada umumnya mereka panas dan sudah berusaha diobati, namun belum bisa berkurang atau sembuh.


Kondisi cuaca memang kurang bisa diprediksi, sewaktu bisa berubah dan memberikan dampak pada kesehatan warga negeri ini. Ditengah musim panas seperti ini, di beberapa daerah masih terjadi hujan. Perubahan cuaca ekstrim antara siang dan malam, serta pemakaian alat bantu pengatur suhu yang berlebihan berpengaruh pada kesehatan. 


Dampak yang banyak terjadi di masyarakat adalah terkena ISPA. Dan semoga saja Covid-19 tidak merebak lagi. Walau sebenarnya Rumah Sakit kami masih merawatnya, namun serangannya tidak begitu dahsyat seperti pada awal munculnya 3 tahun silam.


Kita patut bersyukur, sebagian besar masyarakat sudah mendapatkan vaksin. Sehingga andaikata terserang Covid-19 pun, tidak akan separah ketika masih ganasnya varian Delta. Seperti pasien yang dirawat Rumah Sakit 2 bulan yang lalu, cepat sembuh dan sehat kembali.


Perubahan cuaca yang terjadi kali ini terkesan ekstrim. Di Jawa Timur wilayah barat saat ini panas, walau pada malam hari menjadi dingin. Padahal di wilayah timur mendung gelap dan hujan serta udara pengap.


Penyakit yang sering timbul dari dampak cuaca yang ekstrim ini, pada umumnya yang terserang adalah saluran pernafasan. Mulai dari bayi yang tertular, anak balita, dewasa sampai orang tua serta lansia banyak yang terkena ISPA. 


Sebagai antisipasi semua itu, sebaiknya kita selalu melaksanakan pola hidup sehat. Selalu menjaga kondisi kesehatan dan imunitas serta mengkonsumsi makanan bergizi dan higienis. Olahraga atau senam ringan sertadiimbangi istirahat yang cukup dan tidak terforsir. 


Yang paling penting, hindari tebaran debu dengan memakai masker, yang merupakan salah satu protokol kesehatan. Dan tidak membiarkan diri saat hujan turun dengan mendadak.


Harus menghindari dan menjauhkan diri dari orang yang sedang batuk. Apalagi batuk tanpa menutup batuknya. Karena virusnya berhamburan ke udara sekitar serta berpotensi menularkan ke orang di sekitar lokasi itu. Hal ini yang menyebabkan batuk pilek, termasuk Covid-19 itu mudah sekali menular.


Oleh karena itu, sebaiknya kita harus membudayakan etika batuk pada seluruh masyarakat negeri ini. Di saat batuk, harus menutup mulutnya. Upaya ini akan memutuskan rantai penularan dan menekan angka kesakitan. 


Selalu berdoa kepada Allah dan menjaga diri agar tetap sehat dengan melaksanakan pola hidup sehat. Waspada terhadap perubahan cuaca ekstrim yang berdampak mengganggu kesehatan, dengan membatasi terpapar langsung. 


Semoga kita selalu sehat. (Abk)


No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.