Latest News

Pedasnya Jahe Tingkatkan Imun

 

Jahe

Diantara rempah atau empon yang banyak dibutuhkan orang adalah jahe. Rasa hangat jahe mampu mengusir 'angin' atau rasa penat di tubuh. Dengan efek kehangatan jahe, akan terasa semakin segar serta lebih bersemangat. Tidak heran bila kopi atau teh dicampur dengan jahe geprek, mempunyai aroma dan rasa yang khas.


Jahe adalah tumbuhan yang 'umbi'nya sering digunakan sebagai rempah dan bahan baku bumbu masakan serta pengobatan tradisional. 'Umbi'nya berbentuk jemari yang menggembung di ruas tengah. Didominasi oleh rasa pedas yang khas dari jahe karena adanya unsur zingeron. Jahe dikenal di seluruh dunia dengan nama ilmiah Zingiber officinale.


Jahe sudah dikenal lama oleh nenek moyang kita. Namun pada puncak masa pandemi tahun 2021 lalu, jahe lebih melesat lagi dan menjadi idaman setiap orang. Saat itu jahe diyakini sebagai salah satu obat herbal melawan covid-19. Dan masyarakat mulai memburu jahe untuk diolah sebagai penambah imunitas tubuh. 


Menurut pakar Gizi, terdapat tiga jenis jahe di Indonesia yaitu jahe merah, jahe emprit, dan jahe gajah. Pada dasarnya yang terkandung di dalam tiga jenis jahe tersebut sama, yakni karbohidrat, serat, protein, mineral seperti zat besi dan potasium, serta vitamin C. Yang nampak berbeda dari kandungan zat dari ketiga jenis jahe itu berada pada kandungan minyak atsirinya.


Hal terpenting yang hanya dimiliki jahe dan khas khasiatnya adalah minyak atsirinya. Zat itu berpotensi sebagai antioksidan dan anti inflamasi yang ampuh untuk menangkal radikal bebas, sehingga dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Unsur khas itu bersifat antioksidan berupa oleoresin, diantaranya yaitu gingerol dan shogaol. Kedua senyawa ini yang memberikan rasa pedas dalam jahe, yang bersifat sebagai imunomodulator. Yaitu suatu zat biologis dimana zat ini dapat merangsang untuk memodulasi terhadap kekebalan atau imunitas tubuh.


Dengan demikian jahe sangat bermanfaat bagi kesehatan diri kita antara lain untuk :


Memperkuat Sistem Imun

Dengan konsumsi saja jahe secara rutin, yang mengandung vitamin C dan magnesium, akan membantu tubuh untuk memperkuat sistem imun. Selain kedua zat tersebut, jahe juga memiliki kandungan gingerol, shogaol, dan zingerones yang dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh.


Menangkal Infeksi Bakteri dan Virus

Khasiat jahe juga bisa membantu tubuh untuk menangkal infeksi bakteri dan virus tertentu. Inilah yang menjadikan jahe sangat diburu saat puncak pandemi.


Anti Penuaan dan Kanker

Jahe bersifat anti-inflamasi dan antioksidan yang bisa mengendalikan proses penuaan, serta membantu sebagai pencegah kanker. Namun memang harus lebih diteliti lebih lanjut.


Meredam nyeri

Jahe sudah menjadi andalan sebagai penghilang rasa nyeri sejak dulu. Termasuk digunakan sebagai obat lokal, langsung ditempelkan pada lokasi yang sakit.


Menjaga kolesterol dan gula darah

Konsumsi jahe secara rutin, akan menstabilkan kolesterol terjaga dengan baik. Begitu juga dengan para penyandang diabet, akan lebih terjaga kadar gulanya.


Merawat pencernaan

Walau jahe rasanya panas dan pedas, tetapi berbeda dengan pedasnya cabai. Justru jahe banyak berperan dalam merawat masalah pencernaan.


Itulah beberapa manfaat jahe yang sangat diandalkan masyarakat luas, tidak hanya di negeri ini, sampai di negara barat pun jahe banyak diburu, paling tidak sebagai formula permen. Yang masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut, adalah formulasi dan akurasi takaran, agar jahe bisa masuk klasifikasi Fitofarmaka atau sebagai obat herbal.


Mungkin banyak masyarakat yang meyakini, bahwa panas dan pedasnya jahe bisa mengusir bakteri dan virus, termasuk virus Corona. Terlepas dari itu, jahe memang potensi dalam meningkatkan imun tubuh kita. Kita harus selalu bersyukur dan berdoa, karena pandemi sudah berakhir.


Semoga kita selalu sehat. (Abk)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.