Latest News

Gangguan Perilaku pada Demensia 1

 

Lansia

Oleh : Dr FX Santoso


TENTANG ISTILAH 

Dalam dunia kedokteran dikenal dua istilah untuk kelainan yang satu ini:

1. Dementia-Related Psychosis

2. Behavior Disorders of Dementia


Dalam hal ini sebaiknya kita menggunakan istilah yang kedua: “Gangguan Perilaku pada Demensia”, karena sebenarnya mereka tidak “gila”. Mereka orang yang sakit. Dan penyebabnya adalah karena otak mereka tidak berfungsi dengan baik karena faktor usia. Hal ini penting untuk dipahami oleh kita semua, baik para dokter, para perawat, dan terutama keluarga yang mencintai mereka. Karena mungkin suatu saat nanti nasib kita juga akan seperti mereka.


Dalam pembahasan ini ada tiga kata kunci yaitu demensia, psikosis dan Alzheimer.


1.Demensia

Demensia bukan penyakit tapi sekumpulan gejala atau sindroma, yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang dari waktu ke waktu merusak sel-sel syaraf dan otak. Dalam hal ini faktor genetik cukup berperan. Selain itu, faktor menjadi tidak aktif secara fisik, terisolasi secara sosial dan depresi (tiga hal yang bisa kita jumpai selama pandemi) meningkatkan risiko terkena demensia.


Karena ada dimensi waktu maka demensia biasanya terjadi pada lansia (>65 tahun), bisa pria bisa wanita, dgn tingkat keparahan yang beragam, mulai yang ringan sampai berat. Kondisi ini sifatnya progresif, artinya dapat berkembang menjadi semakin buruk dari waktu ke waktu.


Kumpulan gejala ini bisa berupa :

 •Lupa akan hal-hal atau kejadian yang baru

 •Kehilangan atau salah meletakkan barang

 •Tersesat saat berjalan atau mengemudi

 •Menjadi bingung, bahkan di tempat-tempat yang akrab dikunjungi

 •Kehilangan jejak waktu

 •Kesulitan memecahkan masalah atau membuat keputusan (problem solving)

 •Mengalami masalah saat mengikuti percakapan, sulit menemukan kata-kata

 •Salah menilai jarak ke objek secara visual


Perlu dicatat bahwa demensia tidak sama dengan pikun (pelupa). Pikun adalah perubahan kemampuan berpikir dan mengingat, yang biasa dialami seiring bertambahnya usia, tapi sifatnya tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.


2.Psikosis

Psikosis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi kemampuan otak dalam mengolah informasi, sehingga penderita sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata, dengan kata lain sulit membedakan kenyataan atau realita dan khayalan atau imajinasi. Kondisi ini termasuk masalah kejiwaan yang serius.


Psikosis ditandai dengan munculnya halusinasi dan waham (delusi). 

 •Halusinasi adalah pasien melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang tidak dialami orang lain.

 •Delusi adalah pasien mempunyai kepercayaan tertentu yang tidak masuk akal.


Psikosis dapat terjadi karena gangguan mental, penyalahgunaan obat, atau cedera kepala yang mempengaruhi cara kerja otak dalam mengolah informasi. Kondisi ini dapat mengubah cara berpikir, sikap, dan perilaku seseorang. 


3.Alzheimer

Ada banyak tipe demensia, namun yang terbanyak adalah Demensia tipe Alzheimer yang meliputi sekitar 60-70% dari total demensia. Disebut demikian karena penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Alois Alzheimer, seorang ahli syaraf dari Jerman. Dapat dikatakan bahwa Alzheimer adalah bentuk progresif dari demensia, yang menyebabkan penurunan dalam sejumlah aspek, mulai dari ingatan, kognitif (kemampuan berpikir), kemampuan bicara dan perilaku. Sebagian besar kasus berusia >65 tahun. Kondisi pasien memburuk dari waktu ke waktu, sampai akhirnya ia tidak mampu lagi melakukan pekerjaan sehari-hari. Sampai saat ini belum ada obat yang manjur untuk penyakit Alzheimer ini.


Ber Sam bung . . .

Semoga kita selalu sehat.

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.