Latest News

Radio, Riwayat mu Kini

 

Hari radio

Hari Radio Republik Indonesia 11 September. Pada tahun 2023 ini memilih tema 'Transformasi Multiplatform untuk Indonesia Maju'.


Radio Republik Indonesia dengan warta berita, dibacakan oleh , , ,


Itulah suara penyiar radio di seluruh Indonesia yang selalu kita dengarkan dan mungkin banyak masyarakat yang menantikan setiap jam di negeri tercinta ini.


Tidak hanya itu, beberapa detik sebelum munculnya suara merdu penyiar yang membacakan berita yang terpusat dari RRI Jakarta, diawali oleh alunan lagu 'Rayuan Pulau Kelapa', yang legendaris.


Itulah sepenggal atau cuplikan riwayat Radio siaran di negeri ini, yang selalu kita dengar di seluruh nusantara sekitar tahun 1960-1970 an setiap jam, karena semua radio siaran wajib relay menyiarkan warta berita pada setiap jam. Semua radio swasta yang berijin, menyiarkan Warta Berita yang di ‘komando’ oleh RRI Pusat. Dan pada masa itu tidak ada alat komunikasi lain sebagai penyampai berita, selain radio dan koran. RRI memegang peran yang sangat besar dalam menyampaikan berita, namun sebagai sarana hiburan, radio swasta lebih berperan.


Hal diatas semakin pudar pada awal dekade 1980 an dengan munculnya Radio FM, yang mulai menjamur sejak 1983. Radio dengan frekuensi suara yang jernih dan kualitas stereo mulai berkumandang di udara seakan menggeser paradigma lama dengan frekuensi AM. Sebagai pelopor radio FM Suara Surabaya dan Istara di Surabaya, KLCBS di Bandung, Gajah Mada di Semarang dan masih banyak di kota lain. Hampir semua kawula muda beralih ke radio FM karena sebagian besar menyajikan musik dengan kualitas prima, apalagi saat itu Bohemian Rhapsody yang di lantunkan oleh Queen yang dominan warna stereonya, semakin mendukung digandrunginya radio FM.


Tiada yang abadi di dunia ini, sebelum pertengahan tahun 1960 an, hanya orang tertentu yang memiliki radio, yang kala itu tergantung adanya listrik. Selanjutnya, radio tabung sebagai otak mesinnya yang menjadikan semua ukuran fisik radio besar, digeser oleh benda kecil yang disebut transistor, sehingga ukuran radio transistor bervariasi, ada yang bisa masuk kantong dan bisa ditenteng kemana kita mau. Selain itu bisa diperoleh dengan harga yang bervariasi pula, sehingga semua kalangan bisa menikmati radio, bahkan dengan suara yang stereo.


Idola pada radio semakin pudar, apalagi semenjak sekitaran tahun 2000, dengan datangnya komputer pada pertengahan dekade 1990 an, yang dilanjut terciptanya alat komunikasi baru telepon genggam. Dan di awal dekade 2010 an semuanya digilas oleh Smartphone dengan radio streaming nya. Radio sebagai sarana hiburan suara tetap hidup, masih memiliki pangsa pasar tersendiri segmen tertentu, walaupun dikalangan Gen Z sudah beralih ke Podcast.


Selamat hari Radio, Sekali di udara tetap di udara.


Semoga kita selalu sehat. (Abk)

Baca juga www.suarawisata.com 

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.