Latest News

Osteoporosis Banyak Terjadi pada Wanita?

 

Hari osteoporosis dunia


Dr Achmad Budi Karyono

Banyak hari peringatan kesehatan Indonesia dan dunia, hari ini 20 Oktober sebagai Hari Osteoporosis Dunia, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus memberikan kewaspadaan pencegahan ‘penyakit’ tulang ini. 

Build Better Bone, adalah semangat dari World Osteoporosis Day 2023. Tentu saja hal ini mengingatkan kepada kita semua membangun tulang yang lebih baik. Yang bermaksud menjaga kesehatan tulang dengan baik.

Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita, meskipun tak jarang menyerang laki-laki juga. Osteoporosis biasanya terjadi di usia dewasa tua, yakni setelah 40 tahun. Osteoporosis banyak dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause, namun sering juga terjadi pada wanita yang berusia lebih muda dan anak-anak. Kekurangan kalsium diperkirakan menjadi penyebab kasus osteoporosis di Indonesia.

Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang, setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang adalah kasus yang paling banyak ditemui pada penderita osteoporosis.

Umumnya tidak ada tanda-tanda terjadinya osteoporosis di awal masa menurunnya kepadatan tulang. Namun beberapa kondisi berikut dapat menjadi kewaspadaan terjadinya osteoporosis, antara lain sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, lebih sering mengalami cedera/keretakan tulang.

Selain usia tua, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko berkembangnya osteoporosis :

  • Adanya riwayat penyakit anggota keluarga yang mengidap osteoporosis.

  • Sering mengonsumsi minuman keras dan merokok.

  • Penyakit yang menyerang kelenjar penghasil hormon, seperti kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

  • Malabsorpsi (ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi dari makanan).

  • Pemakaian obat-obatan dalam jangka panjang yang mempengaruhi kekuatan tulang atau kadar hormon, seperti konsumsi golongan kortikosteroid berkepanjangan..

  • Kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh peradangan pada organ tubuh, seperti rheumatoid arthritis, penyakit paru obstruktif kronis/COPD (chronic obstructive pulmonary disease),dan penyakit Crohn.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan tulang kita. Di antaranya adalah berolahraga, makan makanan kaya kalsium, dan mendapatkan vitamin D cukup yang mudah diserap melalui paparan sinar matahari. Obesitas akan berdampak kurang baik terhadap osteoporosis.

Sebenarnya mencegah osteoporosis hampir serupa dengan penyakit lain, melaksanakan pola hidup sehat, menerapkan pola makan sehat, terutama kalsium dan berolahraga teratur. Oleh karena itu kita harus selalu berupaya dalam mencegah osteoporosis yang datang lebih cepat. Ikan laut, susu, buah dan sayur sebagai sumber kalsium, sangat dibutuhkan tubuh kita. Olah raga rutin dan tidak terforsir akan membantu kekuatan tulang kita.

Semoga kita selalu sehat. (abk)

Baca juga www.suarawisata.com

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.