Latest News

Cacar Monyet Muncul Lagi

 


Dr Achmad Budi Karyono

Pandemi sudah berakhir, tetapi bukan berarti kita sudah terbebas dari segalanya. Covid-19 dan penyakit lain masih tetap ada, dan kita selalu berdoa dan berharap kekuatan virus semakin melemah. Sebaliknya kita harus semakin kuat, dengan melaksanakan pola hidup sehat, selain sudah menerima vaksin.

Namun di awal bulan Mei 2022 yang lalu, tersebar kabar terjadinya peningkatan kasus penyakit cacar monyet (Monkey Pox) di luar daerah endeminya. Penyakit zoonosis yang berasal dari monyet itu telah menyebar di 12 negara di Eropa, Amerika dan kawasan Pasifik barat.

Zoonosis adalah jenis penyakit hewan, yang dapat menular dari hewan ke manusia. Penyebab penyakit ini bisa oleh berbagai jenis mikroorganisme, seperti virus, jamur, bakteri atau parasit. Zoonosis bisa saja menular dari hewan liar, ternak atau peliharaan.

Cacar monyet tergolong penyakit zoonosis yang cukup langka, disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, termasuk virus variola (cacar), virus varicella (cacar air).

Cacar monyet termasuk penyakit endemi di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat antara lain Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, 

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka dari orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet atau titik air pernapasan, ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Gejala dan tanda cacar monyet yang perlu diwaspadai antara lain :

  • Sakit kepala
  • Demam akut (lebih dari 38oC)
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Kelemahan tubuh
  • Bintil cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Beberapa hari setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Pencegahan Cacar Monyet

Beberapa hal yang bisa kita dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, antara lain sebagai berikut :

  • Hindari kontak dengan hewan, khususnya monyet (apalagi yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah cacar monyet terjadi).
  • Hindari kontak dengan bahan apapun, yang pernah disentuh oleh hewan yang sakit.
  • Pisahkan pasien yang terinfeksi atau sebaiknya di isolasi.
  • Lakukan cuci tangan yang baik dan benar, apalagi setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.
  • Memasak daging dengan benar dan matang.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dengan baik.

Pada kemarau yang sangat panjang dan sangat menyengat tahun 2023 ini, penyakit ini kembali dilaporkan ditemui di beberapa tempat di negeri ini. Kita tidak perlu terlalu panik. Tentu saja kita semua sigap, karena telah belajar dari pandemi yang lalu. Diharapkan semua lini masyarakat juga harus lebih waspada agar penyebaran segera terhenti.

Jika mendapati gejala dan tanda seperti di atas diharapkan untuk dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan Kesehatan. Serta kita lakukan pencegahan dengan baik, terutama kebersihan diri dan lingkungan dan hewan piaraan.

Semoga kita selalu sehat. (Abk)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.