Latest News

Diabetes Merusak Ginjal

 


Dr Achmad Budi Karyono 

Hari ini 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia 2023. Dunia mengingatkan bahwa kita harus bersatu dan bersinergi, berbagi sumber daya, dan bekerja sama secara kolektif untuk mengurangi dampak serta jejak diabetes global.

Hari Diabetes Sedunia tahun 2023 ini memilih tema 'Empowering Global Health' dan menjadi harapan besar. Hal ini berpesan kepada kita bahwa dengan bersatu, penuh pengertian, kepedulian, dan tindakan, kita dapat menciptakan dunia di mana diabetes tidak mengendalikan kehidupan kita.

Dengan momen yang baik ini, kita bisa wujudkan misi Hari Diabetes Sedunia 2023 sepanjang tahun, mendorong perubahan, pertumbuhan, dan kesehatan bagi semua.

Memasuki abad 21 atau dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini Diabetes Mellitus begitu ‘viral’ atau ‘populer’ dan seakan ‘menyebar’ luas secara sporadis di seluruh dunia, tidak terkecuali di negeri kita tercinta ini. Kalau dahulu seakan diabet hanya ‘milik’ masyarakat menengah keatas atau ‘kasta’ tertentu, namun saat ini tersebar tidak pandang bulu di semua lapisan masyarakat, bahkan yang usia muda juga.

Diabetes Mellitus (DM) tergolong dalam penyakit metabolik, tidak menular yang disebabkan oleh gangguan atau ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Adanya peningkatan gula darah merupakan kondisi umum yang tidak bisa terkontrol pada penderita diabetes dan akhirnya akan membawa ke dampak atau komplikasi yang lebih luas dan serius bagi tubuh.

Ditinjau dari penyebabnya, DM terbagi menjadi dua tipe yakni, tipe 1 yang disebabkan faktor keturunan dan tipe 2 yang disebabkan gaya hidup. Secara umum, dari semua penderita diabetes di dunia terdapat sekitar 80% menderita diabetes tipe 2, dengan kata lain tidak melaksanakan pola hidup sehat.

Di Indonesia, angka kejadian DM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai lebih dari 21 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu lebih dari 14%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu hampir 6%.

Dengan sedikit data seperti itu, sudah seharusnya kita meningkatkan kewaspadaan terhadap DM terutama type 2 agar kualitas hidup masyarakat lebih baik. Momen peringatan Hari Diabetes Sedunia setiap tanggal 14 Nopember ini sebaiknya kita gunakan untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat akan penyakit DM dimulai dari pencegahan, pengenalan gejala, pemahaman faktor risiko, hingga penanganan lebih lanjut. Dengan pemahaman upaya promotif hingga kuratif tersebut, diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang disebabkan DM.

Upaya preventif yang dapat dilakukan agar terhindar dari DM yakni dengan berbagai penyuluhan yang difokuskan agar memperhatikan gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan berolahraga sehingga seluruh fungsi tubuh dapat berjalan dengan semestinya dan optimal. Selain itu, pantau juga gula darah secara rutin untuk deteksi awal dan upaya kuratif dini.

Pelaksanaan seperti ini sudah gencar dilakukan terutama dalam 10 tahun terakhir ini, seiring dengan kebijakan JKN dengan kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang dilaksanakan dihampir pelayanan kesehatan tingkat pertama (FKTP). Prolanis yang banyak dilakukan dan banyak pesertanya adalah penyakit diabetes. Kegiatan itu sudah mencakup pemberian materi yang terkait dengan penyakit diabetes, senam diabetes atau senam ringan, pemeriksaan gula darah puasa, 2 jam setelah makan dan HbA1c serta diskusi seputar diabetes.

Begitu pentingnya dampak penyakit ini karena sangat mempengaruhi angka produktivitas masyarakat dan membengkaknya anggaran, sehingga harus meningkatkan pemahaman masyarakat terkait diabetes. Dan respon masyarakat sangat baik terhadap diabetes ini, sehingga diharapkan komplikasi diabetes bisa ditekan. Dengan melaksanakan pola hidup sehat akan menjadi dasar terhindarnya hampir semua penyakit, termasuk pengaturan pola makan yang menjadi kunci utama diabetes ini.

Saat ini pandemi sudah berakhir, maka bisa lebih fokus pada menjaga kesehatan dari penyakit lain, termasuk Diabetes mellitus ini. Dengan melaksanakan pola hidup sehat, masyarakat negeri ini diharapkan bisa menekan merebaknya penyakit yang saat ini sering berdampak pada kerusakan ginjal permanen.

Semoga kita selalu sehat. (Abk)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.