Latest News

Marah yang Baik

 


Oleh : DeNing K


Pernahkan Anda merasa marah namun bingung bagaimana mengungkapkannya?

Banyak budaya yang menganggap bahwa marah adalah hal yang negatif. Seseorang boleh saja mengekspresikan emosi tertekan yang dirasakan kecuali marah. Akibatnya banyak yang tidak tahu bagaimana mengekspresikan marah secara tepat.


Beberapa pakar mendefinisikan marah, emosi yang muncul karena adanya persepsi ketidak adilan. Ahli lain mengatakan kemarahan terjadi ketika kita tidak mendapatkan pengakuan dan penerimaan bahwa seharusnya kita pantas untuk mendapatkannya. Walaupun banyak definisi yang diungkapkan para ahli, setiap orang menyepakati bahwa marah adalah perasaan negatif yang membuat ketidaknyamanan bagi yang merasakan.


Marah dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yaitu faktor biologis, psikologis, perilaku dan sosial. Semua ini harus didefinisikan dalam konteks keluarga, sosial, dan teman sebaya. Menyalahkan orang lain merupakan salah satu indikator munculnya kemarahan.


Faktor internal yang mempengaruhi kemarahan diantaranya adalah tipe kepribadian, kurangnya keterampilan problem solving, ingatan tidak menyenangkan, efek hormon, kecemasan, depresi, permusuhan, tekanan, problem sistem saraf. Kehadiran kondisi tidak menyenangkan dapat memperkuat rasa marah dan kemampuan untuk mengontrol diri.


Sedangkan faktor eksternal meliputi, pengasuhan orang tua yang negatif, situasi dan faktor lingkungan (kemacetan, suara berisik, dan lain sebagainya), efek teman sebaya dan media, status sosial ekonomi, tekanan sosial. Beberapa emosi negatif dapat berubah menjadi kemarahan, terutama rasa tidak aman dan ketakutan.


Marah adalah emosi yang wajar, namun marah menjadi permasalahan ketika terjadi terlalu intens, terlalu sering dan tidak tepat mengekspresikannya. Merasakan marah terlalu sering dan intens dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Apabila marah terjadi dalam waktu yang lama, maka ada bagian dari sistem saraf yang bekerja sepanjang waktu, tekanan pada tubuh memungkinkan munculnya masalah kesehatan lainnya. Marah memberikan sinyal peringatan kepada otak bahwa ada sesuatu yang salah dan memberikan energi pada tubuh untuk memperbaiki keadaan. Marah memberikan manfaat berupa pergerakan energi untuk melakukan aksi. 


Cara orang mengekspresikan marah dapat memberikan efek yang positif maupun negatif pada orang lain.


Apa yang terjadi ketika kita marah?

Ketika marah terjadi, tubuh langsung mengalami serangkaian reaksi yang melibatkan hormon, sistem saraf dan otot. Tubuh melepaskan adrenalin yang membuat nafas sesak, kulit memerah, otot tegang, rahang mengencang, termasuk perut , bahu dan tangan. Seseorang dikatakan berhenti marah ketika ciri-ciri ini sudah tidak muncul (Novaco, 2000).



Aspek positif dari marah

Marah membuat kita dapat bertahan untuk menghadapi berbagai situasi. Ketika marah diekspresikan dengan konstruktif, serta tidak menyakiti, maka akan memberikan hasil yang positif seperti mengekspresikan emosi yang penting, mengidentifikasi permasalahan, upaya menangani kekhawatiran, dan memotivasi munculnya perilaku yang efektif. 


Apa efek negatif dari marah?

Ketika marah tidak diekspresikan secara konstruktif dan sehat, maka akan menimbulkan permusuhan, kebencian dan perbuatan agresi yang merugikan. Episode marah yang akut dapat memicu serangan jantung atau stroke hingga kematian.


Marah diekspresikan dalam 3 cara yaitu :


a. Ekspresi destruktif : yaitu ketika seseorang mengekspresikan marahnya dengan berteriak, membentak, meninju orang lain, merusak barang atau melempar barang.

b. Memendam : sama sekali tidak mengekspresikan kemarahan dapat merusak diri. Beberapa efeknya yaitu dapat meningkatkan resiko tekanan darah, depresi, bunuh diri, permasalahan gastrointestinal, gangguan pernafasan, dapat menjadi pemicu seseorang merokok, minum, dan melakukan perbuatan berbahaya untuk dirinya sendiri dan lain sebagainya.

c. Mengekspresikan kemarahan adalah dengan mengontrol marah atau mengekspresikan marah dengan cara yang positif.


Marah yang tepat ditujukan :


 1. Dengan orang yang tepat : untuk menjaga kedisiplinan sebagai bentuk tanggung jawab dapat membuat seseorang marah

2. Dengan kadar yang tepat : tidak berlebihan, dan tidak melebih-lebihkan permasalahan pada hal sepele.

3. Pada waktu yang tepat : kemarahan seharusnya tidak salah tempat dan tidak diekspresikan pada saat yang membuat orang lain malu atau malah memberontak.

4. Untuk tujuan yang tepat : kemarahan perlu ditunjukkan dengan maksud untuk memperbaiki atau mengembangkan orang lain atau suatu hal.

5. Dengan cara yang benar : kemarahan menunjukkan bahwa ada yang salah dan perlu dikoreksi. Ketidaksenangan dapat diekspresikan dengan tenang, tegas dan mendapat hasil yang lebih baik.


Agar kemarahan yang muncul tidak berakibat buruk diperlukan adanya management marah antara lain :

a. Akuilah bahwa anda marah- hal ini sangat sulit untuk orang yang terlalu ego (terlalu berfokus pada diri sendiri)

b. Analisis dan identifikasi sumber kemarahan –seringkali problem yang sesungguhnya sangat kecil tetapi bingung dengan perasaan negatif lainnya atau sudah menyimpan beberapa masalah dengan orang yang bersangkutan

c. Analisis perasaan marahmu : mengapa kamu merasa marah?

d. Analsis alasan mengapa kamu perlu marah

e. Analisis apakah rasa marahmu memiliki alasan yang masuk akal.


Marah adalah angin yang memadamkan cahaya lentera yang menerangi pikiran. (Robert Green Ingersoll)

Sehingga merupakan hal yang penting ketika tidak marah sepanjang waktu, karena pada waktu yang bersamaan, marah dapat merusak pikiran dan tubuh, baik ketika anda menyampaikan secara terbuka maupun diam-diam anda simpan sendiri.


Pesan Rasulullah untuk kita semua, 'Orang yang kuat bukan yang jago dalam bergulat, tetapi yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah'.


Semoga kita selalu sehat.



Sumber : Psikologi Unisa Yogja


Baca juga www.suarawisata.com

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.