Dr Achmad Budi Karyono
Salah satu komunitas masyarakat di dunia ini adalah penyandang disabilitas yang jumlahnya tidak sedikit. Di negeri ini, mereka juga diakomodasi dan diposisikan sebagai anggota atau bagian masyarakat pada umumnya. Mereka semua memperoleh ruang yang sejajar secara proporsional sesuai kondisi masing masing.
Kemarin tanggal 3 Desember, warga dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional. Pada tahun 2023 ini memilih tema ‘United in Action to Rescue and Achieve the SDGs for, with and by persons with Disabilities’ atau ‘Bersatu Dalam Aksi Untuk Menyelamatkan dan Mencapai SDGs bagi, dengan dan oleh Orang-orang dengan Disabilitas’.
Masyarakat di negeri ini pada umumnya memiliki rasa empati yang kuat. Dan tentu saja kita semua tidak memandang dengan sebelah mata keberadaan mereka. Karena disabilitas itu memang sesuatu yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun, akan terjadi pada dirinya.
Disabilitas bisa didapat sejak lahir ataupun bisa menimpa siapapun setelah merasakan kenikmatan ‘sempurna’ sebelumnya.
Bagi disabilitas sejak lahir, pada umumnya mereka sudah ‘terbiasa’ atau sudah adaptasi sejak dini pada semua lini kehidupannya. Sehingga semua aktivitas fisik maupun psikisnya sudah ‘tercetak’ dengan kondisi sesuai disabilitasnya. Mereka terkesan lebih ‘enjoy’ dalam meniti kehidupan kesehariannya.
Berbeda dengan suatu disabilitas yang ‘didapat’, misal karena suatu amputasi salah satu anggota gerak. Sebelumnya mereka pernah menikmati kehidupan yang ‘sempurna’, walau pada umumnya kita semua tidak pernah mensyukuri akan ‘kelengkapan’ yang kita miliki.
Seseorang baru merasakan betapa ada sesuatu yang sangat besar nilainya setelah kehilangan, padahal sebelumnya dianggap sesuatu yang ‘biasa’. Pada kondisi seperti ini, perlu latihan fisik ekstra untuk adaptasi terhadap lingkungan dan aktivitas. Begitu juga terkoyaknya psikis yang terkadang sulit menerima realitas yang ada. Oleh karena itu perlu terapi secara holistik, baik terapi fisik dan terapi psikis sekaligus.
Bersyukurlah selagi kita bisa melakukan apapun, dalam kondisi apapun, tidak terkecuali dalam hal yang dianggap sepele. Misalnya ketika kita akan melangkah ke suatu tempat, kita menganggap sesuatu yang biasa. Pernahkah kita memikirkan apakah kita bisa melangkah, apakah kita bisa sampai pada tempat tujuan. Dan masih ada beberapa pertanyaan yang seakan sepele, namun sesungguhnya semua itu adalah anugerah besar dari Allah SwT yang jarang atau tidak pernah kita syukuri.
Kita juga harus lebih bersyukur kepada Allah SwT, dalam keadaan apapun kita masih bisa bermanfaat bagi sesama dengan berbagai kontribusi layanan yang kita berikan.
Negeri ini juga telah menyiapkan dan melengkapi semua fasilitas umum yang ramah bagi disabilitas. Berarti sudah tidak ada perbedaan atau lebih mensejajarkan seluruh warga seusai kebutuhan dasar masing masing.
Semoga kita selalu sehat. (abk)
Baca juga www.suarawisata.com
No comments:
Post a Comment