Dr Achmad Budi K
Hari ini 22 Desember merupakan hari peringatan yang ditujukan untuk salah satu orang tua kita yang sangat berjasa yang melahirkan kita, Hari Ibu. Dan hari ini di hampir semua grup di MedSos sudah mulai ramai tidak ucapan selamat, ada juga puisi, cerita hikmah, ilustrasi grafis, humor, yang semuanya menyambut datangnya Hari Ibu. Bahkan suasana MedSos seolah-olah seperti hari raya atau peringatan hari besar lain, yang hampir semua pengguna Medsos memanfaatkannya.
Ibu memang sosok yang spektakuler, dan seorang ibu tidak jarang 'harus' melakukan multi peran yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kalau hanya urusan dapur, sudah merupakan hal biasa yang gampang bagi sosok setiap ibu. Namun sering kita bertemu dengan seorang ibu yang harus berperan sebagai tulang punggung keluarga, bukan karena yang luar biasa atau prestasinya yang luar biasa, tetapi karena ketidak berdayanya sang kepala keluarga. Misal sudah mencari kerja dimana namun belum mendapat kesempatan, justru yang mendapat kerja adalah ibu, atau karena kepala keluarga sakit yang dideritanya.
Pada kemarau panjang yang lalu, seorang ibu kurang mendapat dukungan untuk bertanam. Hasil dari panen sebelumnya, kurang mencukupi modal karena harga anjlok saat panen. Apalagi saat tanam berikutnya, mendapat info harga pupuk sudah naik.
Seperti itulah sekilas perjuangan ibu tani yang gigih berusaha mencukupi diri tanpa merepotkan sesama. Namun apa yang didapatkan, hasil panen yang diharapkan sekitar 3 bulan seperti impas, dan sering pula tenaganya tidak terhitung. Padahal sudah berusaha dan berjuang tanpa merepotkan orang. Inilah salah satu yang harus dikoreksi dalam bertani, kurang bisa diharapkan, tenaganya para petani seolah terbuang sia sia.
Itu adalah salah satu petikan kisah nyata dari sekian juta para ibu yang multi peran dalam kehidupan berkeluarga. Belum lagi berbagai 'ancaman' terhadap kaum ibu, masih belum reda, antara lain Angka Kematian Ibu masih belum bisa ditekan. Dan masih banyak lagi hal yang paling mengancam jiwa para ibu, masih tingginya kanker serviks misalnya.
Pada saat paska pandemi ini, kondisi masih serba sulit, terutama perekonomian, apalagi di pelosok desa. Seakan mereka kurang ada yang memperhatikan. Mereka yang di desa, khususnya para ibu masih harus berjuang untuk memulihkan nafas kehidupan segala bidang.
Itulah perjuangan seorang ibu yang menjadi tumpuan keluarga, yang harus kita bahagiakan. Untuk menghormati beliau para ibu tidak ada salahnya kita diingatkan setiap tanggal 22 Desember agar lebih meningkatkan perhatian terhadap jasa besar seorang ibu, walau sebenarnya untuk menghormati ibu, kita tidak harus menunggu setahun sekali, Surga di telapak kaki ibu. Selamat Hari Ibu, semoga semua sosok ibu yang selalu berjuang dalam keluarga selalu bersemangat dan diberi kekuatan.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
No comments:
Post a Comment