Oleh : id ErHa N
Batuk pasti pernah dirasakan setiap manusia dari bayi, anak, remaja hingga dewasa. Bermacam-macam batuk yang diantaranya batuk karena alergi, kecapaian, atau karena makanan. Di artikel ini kita akan memfokuskan pada batuk karena tuberkulosis yang di sebut TBC.
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC utamanya menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya, ketika bakteri TBC keluar dari paru-paru melalui aliran darah. Kondisi ini disebut TBC Ekstra Paru.
Di Indonesia saat ini menurut data kemenkes tahun 2023, 969.000 orang dengan TBC, 28.000 orang dengan TBC resistan obat, 144.000 orang dengan kematian akibat TBC, 86% orang dengan keberhasilan pengobatan.
TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan oleh kutukan atau guna-guna. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, kaya). Hanya sekitar 10% diantara orang yang terinfeksi akan jatuh sakit. Namun, bakteri TBC dapat hidup dalam kondisi non-aktif (laten) seumur hidup dan menjadi aktif saat daya tahan tubuh melemah.
Gejala utama adalah batuk berdahak terus-menerus selama 2-3 minggu atau lebih yang dapat disertai gejala-gejala lainnya seperti :
• Sesak napas dan nyeri pada dada
• Batuk bercampur darah
• Badan lemah dan rasa kurang enak badan
• Kurang nafsu makan dan berat badan menurun
• Berkeringat pada malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan
Bakteri TBC dapat menular melalui udara ketika partikel dahak orang dengan TBC paru keluar saat batuk, bersin dan berbicara. Percikan-percikan dahak tersebut yang mengandung bakteri dan dapat melayang-layang di udara sehingga terhirup oleh orang lain.
Penderita TB Paru dengan BTA Positif, dapat menularkan kepada 10-15 orang per tahun di sekitarnya. Namun, jika orang yang terinfeksi mempunyai daya tahan tubuh yang baik, ia tidak akan langsung sakit TBC. Sebanyak 5-10% orang yang tertular dapat menjadi sakit TBC.
BTA Positif artinya dari hasil pemeriksaan mikroskopik ditemukan bakteri tahan asam pada sampel dahak orang yang diduga TBC. Semakin banyak jumlah BTA yang ditemukan (+1/+2/+3), semakin besar kemungkinan untuk indvidu tersebut menularkan bakteri TBC kepada orang lain.
Yang paling beresiko terkena TBC adalah
• Anak-anak
• Penyintas HIV/AIDS
• Orang lanjut usia
• Perokok
• Penyintas Diabetes Melitus
• Kontak langsung dengan pasien TBC
Menghindari TBC adalah sangat penting dengan gaya hidup yang sehat diantaranya adalah
1. Menjalankan kehidupan pribadi sehat seperti berolah raga satu pekan 2 kali, tidak merokok, cukup istirahat dan tidak begadang.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan yang bergizi seimbang.
3. Rumah yang cukup mendapatkan sinar matahari dan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Agar rumah mendapatkan sinar matahari dan udara yang cukup, bukalah jendela pada pagi hari secara teratur, serta menjemur kasur atau tikar secara teratur tidak lembab.
4. Jika terjadi gejala seperti tersebut segera hubungi dan datangi RS terdekat.
Hidup dengan pola sehat akan menjadikan kelanjutan generasi yang sehat pula. Dukungan keluarga dan orang sekitar, berperan sangat penting dalam pengobatan TB hingga tuntas dan sembuh.
Semoga kita sehat dan bahagia. (RHN)
Catatanku Cepu 211223
Sumber : Sosialisasi Penguatan Jejaring Internal dan Komitmen Implementasi Penanggulangan TB di RS PKU Muhammadiyah Cepu
No comments:
Post a Comment