Oleh : BundaSriMin *)
Tulisan ini terinspirasi dari cerita seorang perawat rumah sakit swasta di Jawa Tengah, tentang dokter nya yg ganteng juga baik (sang perawat sebagai asisten), setiap perjumpaan dg sang dokter ia merasa tambah ilmu, di hargai, dan di manusia kan.
Sang perawat mengisahkan bahwa asal usul pendidikan Sang dokter tersebut alumni PTN kelas Internasional, jadi ia berkesempatan belajar specialis penyakit dalam di luar Negeri, lanjut cerita nya, Ia dokter yg berbeda dg dokter dokter lainnya, selain ramah pada siapa saja juga tidak pelit dg ilmu yg dimiliki, apabila ada pertanyaan dari pasien atau yg lainnya langsung diberikan penjelasan panjang lebar sampai jelas, tidak ada kekhawatiran bahwa ilmu nya akan di sadap ataupun di kuasai orang lain yg akan mengancam berkurang nya pasien.
Menganalisis profil sang dokter yg baik, tdk lepas dari proses pendidikan yang baik pula ketika dalam keluarga, sekolah dan perguruan tinggi, dg indikator memiliki kompetensi pada aspek kognitif (pengetahuan) afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan).
Untuk menghasilkan lulusan pendidikan yg berkompeten di bidangnya perlu menjawab pertanyaan apa, siapa, dan bagaimana serta mengapa.
Apa yg menjadi tujuan pendidikan mulai dari jenjang paling bawah sampai S3, yg pada intinya adalah menjadikan manusia itu manusia, atau lebih di kenal dg istilah humanis (memanusiakan manusia), berakal, berakhlak dan bersosial, sehingga terlihat dalam sikap yg humanis pula.
Siapa yg menjalankan pendidikan, yaitu orang dewasa yg membawa orang belum dewasa pada kedewasaan, di dasari keilmuan, akhlak dan metode atau strategi pembelajaran yg disesuaikan dg kebutuhan serta masa nya, atau istilah nya memerdekakan tidak membelenggu (jadi ingat hasil penelitian Golemon, bahwa pendidik penyumbang 40 % kebodohan peserta didik nya), bisa jadi disebabkan oleh pendekatan yang kurang tepat, hal itu tidak seharusnya terjadi di masa kini
Bagaimana proses pendidikan agar menghasilkan lulusan yang berkualitas, didiklah hati nya sebagaimana hadist Rasulullah Saw, "Bahwa dalam diri manusia ada segumpal darah, apabila ia baik, maka secara keseluruhan diri manusia akan menjadi baik pula, ia adalah hati", hati pada hakikatnya bersih dan suci yg nyambung dg bisikan dari sang pencipta, maka pendidikan hati akan menghasilkan manusia yg berkepribadian dan berjiwa mulia (Bagaimana konsep pendidikan hati, insyaallah akan dibagikan gratis saat pengukuhan).
Mengapa untuk menjadi manusia yg memiliki harkat dan martabat sebagai manusia harus dengan pendidikan yg Memerdekakan, jawabnya tentu kembali pada definisi pendidikan adalah kebaikan, kemuliaan, dan kebahagiaan, pengembangan sesuai potensi bakat sebagaimana fungsi dan peran manusia diciptakan di muka bumi.
Catatan penting untuk kita semua sebagai pendidik pertama utama (orang tua) dan guru, menjalankan kehidupan dg ilmu merupakan keniscayaan, karenanya harus selalu belajar memperbaiki diri, cara berfikir ataupun bersikap, agar menghasilkan produk pendidikan yg berkualitas dari aspek jasmani Ruhani dan jiwanya, dari individu para pendidik lah dan dg sinergitas kualitas pendidikan di Indonesia akan bisa disejajarkan dg pendidikan di negara lainnya, dapat menghasilkan profil lulusan pendidikan seperti pak dokter yg ganteng dan baik hati.
Semoga kita selalu sehat
Bojonegoro, 17 Agustus 2024.
*) DR Sri Minarti (Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro)
No comments:
Post a Comment