Latest News

Pantang Lalai Berantas Rabies

 


Oleh : drabudik

‘Breaking Rabies Boundaries' atau 'Mendobrak Batasan Rabies’ menjadi tema World Rabies Day atau Hari Rabies Dunia pada 28 September 2024. Tema ini dipilih sebagai semangat langkah melampaui status quo agar dapat mencapai tujuan, yaitu Nol pada 2030. Selain itu, ada makna ganda dalam tema ini, yaitu rabies sendiri melanggar batas-batas internasional karena rabies adalah penyakit lintas batas.

Penyakit rabies memang sudah jarang kita jumpai. Seakan sudah punah. Tetapi kita tidak boleh lalai, harus tetap waspada.

Pada tahun 1960an, negeri ini pernah memberlakukan regulasi terhadap salah satu hewan peliharaan yang berkeliaran di jalanan secara ketat. Selain terkait dengan penarikan pajak, sangat erat dengan preventif penularan penyakit yang tergolong zoonosis yang ditularkan oleh beberapa hewan, dalam hal ini adalah anjing.

Razia setiap saat dilakukan terhadap anjing jalanan, yang dikhawatirkan sebagai carrier rabies. Dengan membawa kereta ‘krangkeng’, menangkap anjing yang berkeliaran di jalanan. Hal ini merupakan langkah preventif terhadap penyebaran rabies. Sehingga penyakit ini memang bisa dikendalikan penularannya, dan angka kesakitan berkurang. 

Penularan penyakit ini cukup cepat, dengan cara gigitan. Virus yang berada dalam air liur binatang carrier akan masuk tubuh mangsa saat terjadi gigitan atau goresan dengan luka terbuka. Kemudian ikut aliran darah sampai ke target organ, khususnya otak.

Gejala rabies bisa muncul sekitar 1 sampai 3 bulan setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi. Hal ini bisa menyulitkan penegakan diagnosis rabies dan sedikit susah, karena penderita bisa saja lupa telah tergigit atau tercakar hewan pembawa rabies.

Gejala awal yang sering muncul

  1. Demam
  2. Kesemutan pada luka gigitan
  3. Sakit kepala dari ringan sampai berat.

Selain keluhan itu, ada beberapa gejala lanjutan yang dapat dialami oleh penderita rabies

  1. Kram otot sampai kejang
  2. Sesak napas
  3. Halusinasi

Gejala lanjutan tersebut menjadi tanda bahwa kondisi pasien makin memburuk.

Untuk mengingatkan kita semua atas ganasnya penyakit rabies ini, badan kesehatan dunia menetapkan setiap tanggal 28 September sebagai Hari Rabies Dunia.

Mengingatkan agar kita semua pada pencegahan penyakit rabies, walau relatif sudah jarang ditemui lagi. Cukuplah dengan ujian yang berat seperti pandemi karena covid-19 itu saja, yang beberapa tahun ini sudah berakhir.

Selalu menjaga lingkungan agar bersih, higienis dan seimbang harus kita lakukan bersama, supaya alam terjaga dengan lebih baik untuk kehidupan yang sehat bagi seluruh makhluk hidup. Dan kita harus menjunjung tinggi melaksanakan pola hidup sehat bersama seluruh penduduk dunia.

Semoga kita selalu sehat. (abk)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by 5ugarless. Powered by Blogger.