Peringatan Hari Palang Merah Indonesia ditetapkan pada tanggal 17 September. Namun sejak tahun 2023 yang lalu diubah dan diajukan menjadi tanggal 3 September. Yang jelas, sama bulannya, di bulan September. Dan terlepas dari itu, yang terpaut beberapa hari, yang penting PMI tetap eksis berperan untuk kemanusiaan.
Sejak usia SD, kita telah dikenalkan dengan Palang Merah Indonesia. Bahkan salah seorang Bapak guru kami menciptakan lagu Palang Merah Indonesia untuk kalangan sendiri, namun solmisasinya seakan membangkitkan semangat, begitu juga syair lagunya.
Kita juga sudah dikenalkan pula dengan edaran kupon bantuan yang dikumpulkan untuk membantu sesama. Anggaran untuk bantuan sesama, selain disiapkan oleh pemerintah, tidak sedikit pula yang diperoleh dari masyarakat mulai dari pengusaha kecil maupun besar, tempat hiburan, melalui sekolah yang dibebankan pada muridnya dan masih banyak lagi.
PMI selalu tampil dalam situasi kedaruratan, terutama saat terjadinya bencana alam. Di saat situasi stabil, bergerak di setiap sekolah untuk sosialisasi dan melatih relawan Palang Merah Remaja dan UKS (Unit Kesehatan Sekolah), serta menanamkan rasa kemanusiaan sedini mungkin pada anak didik di hampir semua sekolah. Hal itu dilakukan rutin dan single fighter oleh PMI sampai sekitar tahun 2000an.
Pada awal tahun 2000an, banyak Ormas yang bergerak dibidang filantropi. Tidak sedikit yang terketuk hatinya dan langsung bergerak saat orang lain membutuhkan bantuan. Terutama saat terjadi bencana alam, mereka hadir dengan amunisi yang lengkap baik dalam bentuk natura untuk beberapa hari ke depan maupun ketenagaan serta pertolongan darurat medis. Sejak masa ini, PMI sudah tidak berjuang sendirian, beberapa mitra beraksi bersama antara lain MDMC dari Muhammadiyah, yang kiprahnya menjangkau sampai mancanegara bila memang sangat dibutuhkan.
Satu hal yang tetap hanya dilakukan oleh PMI sendiri, adalah donor darah. Hal ini masih menjadi otoritas Pemerintah yang ditugaskan pada PMI karena alasan tertentu. Dan pada saat pandemi berperan cukup dominan, di saat penderita covid 19 membutuhkan darah sebagai dukungan terapi.
Itulah perjuangan PMI yang bangkit di bulan September 1945, tepat sebulan setelah merdeka, sebagai penerus laskar bebat yang selalu membantu para pejuang, ketika luka disaat perang melawan penjajah. PMI selalu berjuang dengan keterbatasan anggaran dari pemerintah, dan bisa menerima sumbangan dari masyarakat luas untuk disalurkan pada yang berhak menerima.
Semoga bakti yang tulus yang diberikan oleh sukarelawan dan filantropis menjadi amal baik dan barokah. Serta saudara kita yang membutuhkan, bisa tertolong dengan segera. Semoga kepedulian terhadap sesama akan selalu tumbuh pada generasi muda kita, walau hampir seluruh lini kehidupan kita saat ini sudah 'dikuasai' oleh berbagai gadget.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
No comments:
Post a Comment