Oleh : BundaSriMin
Belajar menganalisis budaya masyarakat Jepang saat usia menonton sepakbola, ketika mereka menang ataupun kalah.
Pertama mencermati perilaku pelatih, pemain, dan penonton di pertandingan piala Dunia di Qatar, Jepang kalah di babak enam belas besar, padahal mereka memiliki target bisa masuk 8 besar, yg perlu dicermati adalah sikap mereka saat kalah, yang pertama keluar ucapan terima kasih dan apresiasi pada semua nya, tdk ada kata menyalahkan pada siapapun, bahkan setelah lapangan sepi dari liputan media, pelatihnya turun di tengah lapangan sambil memegang dada mengucapkan terima kasih pada lapangan, serta penonton dari warga Jepang membersihkan kotoran, karena mereka memiliki prinsip bahwa mereka datang dan pulang tempat harus lebih bersih, semuanya merupakan produk atau hasil dari Pendidikan yg secara konsisten di jalan kan oleh semua komponen, baik warga biasa ataupun penguasa.
Kedua, mencermati kemenangan Jepang atas Indonesia yg baru saja usai di GBK Jakarta, Pelatih, pemain dan penonton tdk ada yg sombong atau merendahkan permainan Indonesia, mereka berucap bahwa lawan sdh berupaya semaksimal mungkin untuk menang, dan para penonton nya tdk berlebihan dalam mengungkapkan kegembiraannya, setelah itu bersih-bersih stadiun, baik yg mereka tempati ataupun tidak.
Dua sikap yaitu menerima dg lapang dada atas kekalahan dan rendah hati saat kemenangan, dua kondisi tersebut itulah yg disebut Soft Power, dihasilkan melalui proses pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Apakah masyarakat Indonesia bisa memiliki soft Power seperti masyarakat Jepang?
Jawaban sy: Sangat mungkin bisa, mulai dari diri sendiri, menerapkan nilai - nilai agama di manapun berada, maka akan menghasilkan budaya. Yg jadi masalah adalah kita sering ingkari janji.
Soft Power mesti di terapkan, dilatih, dibiasakan dalam keluarga, menjadi kesepakatan dan budaya di rumah, lanjut di sekolah, madrasah, kampus dan masyarakat, Mayoritas orang Indonesia muslim, bila ada niat tekat kemauan menjalankan nilai-nilai ajaran nya, pasti budaya masyarakat akan bisa lebih baik dari orang² Jepang. Semua komponen harus memiliki kesadaran menjalankan apa yg sudah menjadi kesepakatan baik sebagai, siswa, mhs, guru, dosen, maupun pimpinan, tidak ada istilah tumpul ke atas dan tajam di bawah.
Ya Allah ampunilah kekhilafan kami, aamiin
Semoga bermanfaat
Semoga kita selalu diberi
Bojonegoro, 21 November 2024
SriMinarti10Bjn
No comments:
Post a Comment