Latest News

Penyakit Kusta Bahaya kah? Kenali Gejalanya Ini



Oleh : dr achmad budi karyono 

Hari Kusta Dunia, Hari Ahad Terakhir Januari

Kusta merupakan salah satu penyakit menular, yang bila terlihat dengan kasat mata sangat mengerikan. Dan otomatis, siapapun orangnya pasti menghindar serta menjaga jarak dengannya, itu wajar. Seberapa bahaya? Oleh karena itu kita harus mengenali gejala dari penyakit kusta dengan cermat.


Gejala dan tanda penyakit kusta sesungguhnya cukup sulit diamati dan munculnya sangat lambat. Beberapa gejala yang khas di antaranya adalah :

1.Mati rasa, tidak bisa merasakan perubahan suhu hingga kehilangan sensasi sentuhan dan rasa sakit pada kulit.

2.Pembesaran pembuluh darah, biasanya di sekitar siku dan lutut.

3.Perubahan bentuk atau kelainan pada wajah.

4.Hidung tersumbat atau terjadi mimisan.

5.Muncul luka tapi tidak terasa sakit.

6.Kerusakan mata, menjadi kering dan jarang mengedip biasanya dirasakan sebelum muncul tukak berukuran besar.

7.Lemah otot atau kelumpuhan.

8.Hilangnya jari jemari.


Bakteri Mycobacterium leprae menjadi penyebab utama kusta. Bakteri ini tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki dan lutut. M leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa tumbuh berkembang di dalam beberapa sel manusia dan hewan tertentu. Cara penularan bakteri ini adalah melalui cairan atau droplet dari hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika penderita batuk atau bersin.


Penularan akan lebih mudah terjadi karena adanya faktor resiko yang meliputi :

1.Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan atau APD, sebangsa simpanse. 

2.Melakukan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta tanpa ProKes yang baik.

3.Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.

4.Menderita cacat genetik pada sistem kekebalan tubuh.


Kebanyakan kasus kusta di diagnosa berdasarkan temuan klinis, karena penderita biasanya bertempat tinggal di daerah yang minim peralatan laboratorium. Bercak putih atau merah pada kulit yang mati rasa dan rasa penebalan kulit area tertentu (atau saraf di bawah kulit dapat teraba membesar bahkan terlihat) seringkali dijadikan dasar pertimbangan diagnosa klinis.


Pada kawasan endemik kusta, seseorang bisa dianggap mengidap kusta apabila menunjukkan salah satu dari dua tanda utama berikut ini :

1.Adanya bercak pada kulit yang mati rasa.

2.Sampel dari swab kulit positif terdapat bakteri penyebab kusta.


Mayoritas penderita kusta yang di diagnosa secara klinis akan diberi kombinasi antibiotik sebagai langkah pengobatan selama 6 bulan hingga 2 tahun, mirip pengobatan pada TB paru. Dokter harus memastikan jenis kusta serta tersedianya tenaga medis yang mengawasi penderita untuk menentukan jenis, dosis antibiotik, serta durasi pengobatan.


Kita berharap penderita yang ditemukan, akan mendapat pengobatan yang akurat. Penderita dan keluarga juga harus memahami kalau pengobatan kusta perlu waktu tertentu karena sifat bakterinya.


Penderita juga harus bisa membantu memutus rantai penularan melalui kebiasaan yang kurang baik seperti :

1.Batuk batuk yang diumbar tanpa ditutup atau berludah di sembarang tempat.

2.Penderita juga harus kooperatif dalam pengobatan, karena durasi pengobatan sudah ditentukan lewat program pengobatan.

3.Menghindari putus pengobatan karena sudah merasa enak.


Menjaga lingkungan atau sanitasi yang higienis merupakan salah satu faktor penting dalam menumpas penyakit yang ‘mengerikan’ ini.


Sebuah Keharusan Global, kita melangkah bersama untuk membasmi kusta sesuai tema Hari Kusta Dunia 2025 ‘Bersatu, Bertindak, Berantas Kusta’, atau kalau kita tidak ada kepedulian dan tidak bertindak sekarang, penyebaran kusta tidak akan terkendali.


Semoga kita selalu sehat. (Abk)


No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Maliketh. Powered by Blogger.