Kemarin 23 April diperingati sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Dunia. Pada tahun 2025 ini, World Book Day memilih tema 'Read Your Way' atau 'Membaca dengan Cara Anda'.
Di era society 5.0 dan jaman Gen Z saat ini, apakah masih memerlukan buku? Karena 'Separuh Sukma' mereka hanya tertuju pada genggaman mereka, gadget. Masihkah peduli pada situasi sekitar, apalagi membaca buku yang sangat 'Menyita Waktu'. Di era ini lebih senang mendengar dan melihat atau audiovisual, daripada membaca.
Memang, buku adalah kendaraan penting untuk mengakses, menyebarkan, dan mempromosikan pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan informasi ke seluruh dunia. Dan di era ini, peran buku sudah dirampas oleh gadget yang multifungsi serta seakan penduduk dunia telah sepakat sebagai pusat informasi.
Hari buku merupakan sarana untuk mempromosikan pentingnya membaca, meningkatkan literasi, dan menghargai buku serta penulis.
Tiga sektor atau pilar utama industri buku adalah penerbit, penjual buku, dan perpustakaan, selain penulis sebagai aktor utamanya.
Untuk memperingati Hari Buku di beberapa negara juga diadakan pemberian buku gratis kepada anak-anak atau penduduk setempat untuk mendorong minat membaca dan meningkatkan akses terhadap buku. Selain itu, beberapa lembaga juga menyerukan untuk melakukan donasi buku untuk mereka yang membutuhkan.
Dalam era digital seperti saat ini, Hari Buku Dunia tetap relevan dan penting untuk mengingatkan masyarakat akan manfaat membaca buku, serta mempromosikan literasi dan pendidikan di seluruh dunia.
Di era Gen Z, kebutuhan buku masih tetap penting, mungkin. Namun, kebutuhan tersebut jelas telah mengalami perubahan dalam beberapa hal.
Pertama, dengan adanya MedSos, banyak informasi dan konten tersedia secara online dan gratis. Generasi Z lebih cenderung mengonsumsi informasi dalam bentuk digital dan cepat. Namun, tetap ada kebutuhan untuk buku dalam hal mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan terstruktur.
Kedua, buku tetap diperlukan sebagai sarana belajar. Meskipun ada banyak sumber belajar online yang tersedia, buku tetap menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang terpercaya dan lengkap. Buku juga memungkinkan pembaca untuk fokus dan mendalam dalam mempelajari suatu topik tanpa adanya gangguan dari MedSos dan internet.
Ketiga, di era MedSos, buku juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Buku fiksi dapat membantu pembaca untuk memperluas wawasannya dan membuka pikiran untuk melihat perspektif yang berbeda. Selain itu, buku dapat membantu mengembangkan kemampuan bahasa dan membaca, yang penting untuk keberhasilan akademis dan profesional.
Keempat, buku juga dapat menjadi sarana untuk relaksasi dan hiburan. Banyak orang masih menghargai pengalaman membaca buku fisik, yang dapat memberikan kepuasan visual dan sensorik yang berbeda dari membaca di layar. Buku juga dapat menjadi cara yang baik untuk melupakan MedSos dan teknologi lainnya, dan menghabiskan waktu dengan cara yang lebih santai.
Secara keseluruhan, kebutuhan buku di era Gen Z dan MedSos mungkin telah mengalami perubahan, tetapi buku masih sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi, pembelajaran, kreativitas, dan relaksasi. Dan buku masih dipilih menjadi rujukan utama yang kredibel.
Namun arus AI yang sangat deras ini, apakah benar benar akan menyobek dan mengubur buku? Kita lihat saja.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
No comments:
Post a Comment